Rabu, 21 Mei 2014

Penantian

Indah melirik ke arah seorang cowok yang sedang bermain basket di lapangan sekolah. dini yang sejak tadi memperhatikan itu menyenggol bahu indah sembari berkata “ciee.. yang lagi merhatiin pujaan hatinya” indah pun tersadar dan tersenyum malu. “apaan sih lo? siapa juga yang ngelihatin dia?” jawabnya ngeles. “lo pikir gue bego! dari tadi tu gue merhatiin lo tau gak?” godanya lagi. indah hanya nyengir-nyengir dan kembali melirik cowok itu. 

Alvin, adalah seorang ketua tim basket di sekolah indah, banyak cewek-cewek yang jatuh hati padanya termasuk dirinya. namun indah gak seperti cewek-cewek yang kecentilan deket-deketan atau cari perhatian sama alvin walaupun dia juga suka banget sama cowok itu, dia lebih memilih memperhatikan cowok itu dari kejauhan dan memendam perasaannya. meskipun tara, sahabatnya terus menawarkan ide-ide cemerlangnya untuk mendekati alvin dan mencuri perhatiannya, tetap saja indah pada pendiriannya dan tidak mau kecentilan. dan jika sudah begitu tara hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu.
Matahari terasa seperti satu jengkal di atas kepala, tenggorokan indah terasa sangat kering. saat dia duduk di bangku taman sekolah sambil menunggu tara yang sedang membeli minuman, tiba-tiba alvin menghampirinya. “hai” sapanya. indah hanya membalasnya dengan tersenyum simpul. lalu alvin duduk di sebelah indah. “lo ngapain disini sendirian?” tanyanya. “Ngg.. ngg..” belum sempat dia melanjutkan kata-katanya tara dateng dan membawa 2 botol minuman green-tea. “upsss… maaf ndah gue gak tau” katanya saat melihat sahabatnya itu berduaan dengan alvin. “tara! apaan sih? sini duduk” kata indah sambil menarik tangan tara untuk duduk bersama mereka. lalu tara pun duduk di samping indah, sambil menyodorkan salah satu minuman yang dia bawa ke indah. “ni ndah, minuman lo” “oh iya makasih ya tar” jawab tara sambil membuka tutup minuman botol itu lalu meminumnya. “haus banget keliatannya” kata alvin sembari tersenyum. “iya kak” jawab indah cuek. jantungnya terasa berdebar hebat saat berada di sebelah cowok yang disukainya. tiba-tiba bel masuk berbunyi…
“aduh! pake masuk segala” gerutu alvin. “ya udah gue masuk duluan ya” katanya lagi sembari berdiri dan malangkah meninggalkan mereka berdua. “oke kak! kapan-kapan kita ngumpul bareng lagi ya” teriak tara saat alvin sudah agak jauh dari pandangan mereka. “eh tar nanti kalau dia denger gimana” kata indah cemas. “biarin wee” ledek tara sambil berlari masuk kekelas agar terhindar dari cubitan indah.
Malam yang indah dengan langit yang dpenuhi dengan bintang-bintang menemani indah yang duduk sendirian di teras depan rumahnya sambil mengotak-atik handponenya. saat dia sedang mendengarkan lagu dari hpnya tiba-tiba ada panggilan masuk. dia pun menekan tombol warna hijau untuk mengangkat telpon itu. “halo?” katanya. “halo ini indah ya?” tanya seorang cowok yang menelponnya. “ngg. iya. ini siapa ya?” tanya indah heran. “ini kak alvin ndah” jawabnya. indah terdiam sejenak seakan tak percaya kalau yang nelpon dia adalah cowok yang disukainya. “ndah… ndah” panggil alvin saat tak mendengar jawaban dari indah. dan indah pun tersadar lalu menjawabnya lagi. “oh kak alvin, kenapa kak?” tanyanya lagi. tiba-tiba hpnya mati saat mereka sedang asyik menelpon. “argghhh!!” desahnya indah saat melihat layar hpnya yang ternyata baterainya lowbat. indah langsung mengecas hpnya ke dalam kamar untuk mencari no alvin dan mensavenya.
Keesokan harinya di sekolah…
“hah beneran?” kata tara kaget saat indah menceritakan soal kak alvin menelponnya semalam. “iya” jawab indah sambil senyum-senyum sendiri. “yuhuu… awal yang bagus tu ndah mana tau aja selanjutnya bakalan lebih..” “ih tara gak mungkin lah” sela indah. awalnya indah memang senang karena udah lumayan deket sama alvin tapi hatinya seperti menentang untuk PDKT lebih lanjut sama cowok itu, karena dia tau alvin hanya menyukai wanita yang gaul dan selalu update, sedangkan dirinya Cuma cewek biasa yang gak begitu tenar apalagi suka dikatain freak. “ndah!” kata tara sembari menepuk bahu sahabatnnya itu. indah tersadar dari lamunannya, “iya tar!” jawabnya. “lo kenapa sih? ngelamun aja!” tanya tara. saat itu, alvin dan Tania, salah satu teman sekelas cowok itu yang terkenal dengan kepintaran dan kecantikannya lewat di depan mereka. tara menatap Tania dengan sinis karena cewek itu jalan bergandengan dengan cowok yang disukai sahabatnya itu. “idih! tu cewek centil banget sih!” kata tara. “hush! gak boleh ngomong gitu” jawab indah. padahal dari dalam hatinya yang paling dalam dia sangat ingin bisa bergandengan dan jalan berdua dengan alvin. “gue jauh dari tipe cewek dia” kata indah dalam hatinya. mungkin memiliki cowok itu hanya angan baginya dan juga dia harus melupakan perasaannya pada cowok itu.
Indah menyusuri koridor sekolah dengan beberapa buku yang dipegangnya. fikirannya terbayang saat alvin dan Tania selalu bersama. “Brukk!!” tiba-tiba tubuhnya menabrak seseorang, sehingga mereka sama-sama terjatuh. “aduhh!!” keluh indah sembari mengurut-urut kakinya yang keseleo, dan ternyata yang dia bertabrakan dengan alvin. “maafin gue ya?” kata alvin sambil membantu indah berdiri dan membereskan buku-bukunya yang berserakan di lantai yang tadi dibawa cewek itu. “gue anterin ke kelas lo ya?” katanya lagi. “gak usah kak gak apa-apa” jawab indah meringis kesakitan. “gak apa-apa gimana? lo kesakitan gitu! udah yuk gue anter” kata alvin sambil meletakkan tangan indah di bahunya dan membantunya berjalan. “ya udah gak apa-apa”
Lalu alvin pun mengantar indah sampai depan pintu kelasnya karena dia yang meminta untuk mengantarnya hanya sampai depan kelas, padahal sebenarnya alvin ingin mengantarnya sampai dalam. “makasih kak” ucapnya. “bener kamu gak apa-apa” tanya alvin cemas. indah hanya mendehem sembari masuk ke dalam kelas dan alvin pun juga berbalik dan berjalan menuju kelasnya. “lo kenapa ndah kok pincang gitu?” tanya tara. “kaki gue keseleo gara-gara bertabrakan sama kak alvin di koridor tadi” jawabnya sambil mengurut-urut kakinya yang masih terasa sakit. “wah bagus dong!” kata tara sembari nyengir pada indah. “gila lo! apa coba maksudnya?” tanya indah keheranan. “iya itu berarti kak alvin perhatian sama lo? sampe-sampe dia nganterin lo ke kelas” katanya lagi. “gue gak mikirin itu tara!! ini kaki gue sakit, lo malah seneng! sarap lo!” kata indah spontan. “hehe tapi lo seneng kan dianterin sama kak alvin?” godanya. dengan wajah juteknya dia menatap sinis pada sahabatnya itu, namun dalam hatinya entah kenapa saat tangannya merangkul cowok itu dia sangat merasa bahagia.
Matahari terbenam tertutup oleh awan yang menggumpal menjadi gelap dan hari pun berganti malam. bersamaan dengan saat itu.. tara, sahabat indah akan melaksanakan acara pesta ulangtahunnya yang ke 17, dan indah pun segera mandi dan bersiap-siap untuk menghadiri acara itu. dia mengenakan baju yang diberikan oleh alvin saat cowok itu memintanya untuk ditemani membeli baju yang akan diberikan oleh kakak alvin. setelah selesai berdandan indah pun dating ke acara itu diantar oleh supirnya. dan sesampainya disana…
semua para undangan kagum akan penampilannya yang sangat cantik terutama siswa-siswa cowok yang juga menghadiri acara itu.
“ya ampun sahabat gue! cantik banget malem ini?” kata tara. “bisa aja lo!” jawab indah. lalu tara dan indah pun berbincang-bincang dan saat itu alvin dan teman-temannya yang tergabung dalam sebuah band menjadi bintang tamu diacara ulangtahun tara akan membawakan sebuah lagu di panggung yang telah disediakan.
“malam ini saya akan membawakan sebuah lagu yang akan saya persembahkan buat seseorang yang sangat istimewa di hati saya” kata alvin sambil melirik ke arah indah yang sedang mencicipi hidangan dan sayangnya indah tak menyadari hal itu. mereka pun mulai memainkan alat musik dan alvin mulai mengeluarakan suaranya yang bagus itu untuk bernyanyi… “dia yang terindah di dalam hatiku… dia memang beda dari wanita lainnya… aku terpesona pada dirimu…”
Indah sangat menikmati lagu yang dibawakan oleh band itu seperti mewakili perasaanya pada alvin.
Setelah beberapa saat alvin selesai menyanyikan beberapa lagu untuk menghibur para tamu undangan, dia menikmati hidangan yang ada di atas meja. saat sedang asyik menikmati hidangan tiba-tiba Tania menghampirinya… “vin!! kamu keren banget tadi” katanya sembari memeluk alvin. dan disaat itu juga indah lewat dan melihat mereka. indah langsung nyelonong pergi karena gak sanggup melihat kemesraan mereka. “indah!!” teriak alvin sambil melepaskan pelukan Tania. “vin kamu mau kemana?” tanya Tania sembari menyusul alvin yang berlari mengejar indah dan disusul dengan tara.
Indah berhenti di bawah pohon yang diterangi lampu yang sangat cerah, dan perlahan-lahan airmatanya menetes. “tuhan kenapa denganku?” gumamnya sembari menangis tersedu-sedu. alvin yang melihat indah sedang duduk sendiri menghmpirinya dan melihat cewek itu habis nangis. indah langsung menghapus airmatanya dan berbalik membelakangi alvin yang sedang duduk di sebelahnya. “malem ini bintangnya indah ya seperti nama kamu” kata alvin. namun indah hanya terdiam dan mencoba untuk menahan airmatanya yang lagi-lagi hampir menetes. indah berdiri dan hendak pergi meninggalkan alvin, tapi saat dia akan melangkah alvin menarik tangannya. “ndah, aku mohon jangan pergi!” pinta alvin. “maksud kakak apa? apa pentingnya kalau aku ada disini? aku Cuma cewek bodoh yang selama ini mengharapkan balasan cinta dari seorang cowok perfect” jelasnya sambil meneteskan airmatanya yang tak sanggup ditahannya lagi. alvin menatap cewek itu dan mengusap airmata indah. “kamu itu adalah cewek istimewa yang berhasil memikat hati aku” katanya. “maksud kakak?” tanya indah merengutkan dahinya. “aku sayang sama kamu ndah, selama ini aku mendam perasaanku karena aku gak punya banyak nyali buat ngungkapinnya” katanya lagi. “tapi kak Tania?…” “kami Cuma temenan” jelas alvin. “kak sebenernya selama ini indah sayang sama…” belum sempat dia melanjutkan kata-katanya alvin memeluknya. “kamu mau kan jadi pacar aku?” tanyanya. sambil tersenyum bahagia indah menjawab pertanyaan alvin “iya kak”
“cie jangan lupa bayar pajak jadiannya yaa” kata tara yang tiba-tiba menghampiri mereka dengan tawa bahagia. “tara!!” kata indah sembari tersipu malu. “selamat yaa buat couple baru” sambung Tania.
The End

Cerpen Karangan: Langgeng Dwi Rahayu
Facebook: Dwi Rahayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar