Indah melirik ke arah seorang cowok yang sedang bermain basket di
lapangan sekolah. dini yang sejak tadi memperhatikan itu menyenggol bahu
indah sembari berkata “ciee.. yang lagi merhatiin pujaan hatinya” indah
pun tersadar dan tersenyum malu. “apaan sih lo? siapa juga yang
ngelihatin dia?” jawabnya ngeles. “lo pikir gue bego! dari tadi tu gue
merhatiin lo tau gak?” godanya lagi. indah hanya nyengir-nyengir dan
kembali melirik cowok itu.
Alvin, adalah seorang ketua tim basket di sekolah indah, banyak
cewek-cewek yang jatuh hati padanya termasuk dirinya. namun indah gak
seperti cewek-cewek yang kecentilan deket-deketan atau cari perhatian
sama alvin walaupun dia juga suka banget sama cowok itu, dia lebih
memilih memperhatikan cowok itu dari kejauhan dan memendam perasaannya.
meskipun tara, sahabatnya terus menawarkan ide-ide cemerlangnya untuk
mendekati alvin dan mencuri perhatiannya, tetap saja indah pada
pendiriannya dan tidak mau kecentilan. dan jika sudah begitu tara hanya
geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu.
Matahari terasa seperti satu jengkal di atas kepala, tenggorokan
indah terasa sangat kering. saat dia duduk di bangku taman sekolah
sambil menunggu tara yang sedang membeli minuman, tiba-tiba alvin
menghampirinya. “hai” sapanya. indah hanya membalasnya dengan tersenyum
simpul. lalu alvin duduk di sebelah indah. “lo ngapain disini
sendirian?” tanyanya. “Ngg.. ngg..” belum sempat dia melanjutkan
kata-katanya tara dateng dan membawa 2 botol minuman green-tea. “upsss…
maaf ndah gue gak tau” katanya saat melihat sahabatnya itu berduaan
dengan alvin. “tara! apaan sih? sini duduk” kata indah sambil menarik
tangan tara untuk duduk bersama mereka. lalu tara pun duduk di samping
indah, sambil menyodorkan salah satu minuman yang dia bawa ke indah. “ni
ndah, minuman lo” “oh iya makasih ya tar” jawab tara sambil membuka
tutup minuman botol itu lalu meminumnya. “haus banget keliatannya” kata
alvin sembari tersenyum. “iya kak” jawab indah cuek. jantungnya terasa
berdebar hebat saat berada di sebelah cowok yang disukainya. tiba-tiba
bel masuk berbunyi…
“aduh! pake masuk segala” gerutu alvin. “ya udah gue masuk duluan ya” katanya lagi sembari berdiri dan malangkah meninggalkan mereka berdua. “oke kak! kapan-kapan kita ngumpul bareng lagi ya” teriak tara saat alvin sudah agak jauh dari pandangan mereka. “eh tar nanti kalau dia denger gimana” kata indah cemas. “biarin wee” ledek tara sambil berlari masuk kekelas agar terhindar dari cubitan indah.
“aduh! pake masuk segala” gerutu alvin. “ya udah gue masuk duluan ya” katanya lagi sembari berdiri dan malangkah meninggalkan mereka berdua. “oke kak! kapan-kapan kita ngumpul bareng lagi ya” teriak tara saat alvin sudah agak jauh dari pandangan mereka. “eh tar nanti kalau dia denger gimana” kata indah cemas. “biarin wee” ledek tara sambil berlari masuk kekelas agar terhindar dari cubitan indah.
Malam yang indah dengan langit yang dpenuhi dengan bintang-bintang
menemani indah yang duduk sendirian di teras depan rumahnya sambil
mengotak-atik handponenya. saat dia sedang mendengarkan lagu dari hpnya
tiba-tiba ada panggilan masuk. dia pun menekan tombol warna hijau untuk
mengangkat telpon itu. “halo?” katanya. “halo ini indah ya?” tanya
seorang cowok yang menelponnya. “ngg. iya. ini siapa ya?” tanya indah
heran. “ini kak alvin ndah” jawabnya. indah terdiam sejenak seakan tak
percaya kalau yang nelpon dia adalah cowok yang disukainya. “ndah… ndah”
panggil alvin saat tak mendengar jawaban dari indah. dan indah pun
tersadar lalu menjawabnya lagi. “oh kak alvin, kenapa kak?” tanyanya
lagi. tiba-tiba hpnya mati saat mereka sedang asyik menelpon.
“argghhh!!” desahnya indah saat melihat layar hpnya yang ternyata
baterainya lowbat. indah langsung mengecas hpnya ke dalam kamar untuk
mencari no alvin dan mensavenya.
Keesokan harinya di sekolah…
“hah beneran?” kata tara kaget saat indah menceritakan soal kak alvin menelponnya semalam. “iya” jawab indah sambil senyum-senyum sendiri. “yuhuu… awal yang bagus tu ndah mana tau aja selanjutnya bakalan lebih..” “ih tara gak mungkin lah” sela indah. awalnya indah memang senang karena udah lumayan deket sama alvin tapi hatinya seperti menentang untuk PDKT lebih lanjut sama cowok itu, karena dia tau alvin hanya menyukai wanita yang gaul dan selalu update, sedangkan dirinya Cuma cewek biasa yang gak begitu tenar apalagi suka dikatain freak. “ndah!” kata tara sembari menepuk bahu sahabatnnya itu. indah tersadar dari lamunannya, “iya tar!” jawabnya. “lo kenapa sih? ngelamun aja!” tanya tara. saat itu, alvin dan Tania, salah satu teman sekelas cowok itu yang terkenal dengan kepintaran dan kecantikannya lewat di depan mereka. tara menatap Tania dengan sinis karena cewek itu jalan bergandengan dengan cowok yang disukai sahabatnya itu. “idih! tu cewek centil banget sih!” kata tara. “hush! gak boleh ngomong gitu” jawab indah. padahal dari dalam hatinya yang paling dalam dia sangat ingin bisa bergandengan dan jalan berdua dengan alvin. “gue jauh dari tipe cewek dia” kata indah dalam hatinya. mungkin memiliki cowok itu hanya angan baginya dan juga dia harus melupakan perasaannya pada cowok itu.
“hah beneran?” kata tara kaget saat indah menceritakan soal kak alvin menelponnya semalam. “iya” jawab indah sambil senyum-senyum sendiri. “yuhuu… awal yang bagus tu ndah mana tau aja selanjutnya bakalan lebih..” “ih tara gak mungkin lah” sela indah. awalnya indah memang senang karena udah lumayan deket sama alvin tapi hatinya seperti menentang untuk PDKT lebih lanjut sama cowok itu, karena dia tau alvin hanya menyukai wanita yang gaul dan selalu update, sedangkan dirinya Cuma cewek biasa yang gak begitu tenar apalagi suka dikatain freak. “ndah!” kata tara sembari menepuk bahu sahabatnnya itu. indah tersadar dari lamunannya, “iya tar!” jawabnya. “lo kenapa sih? ngelamun aja!” tanya tara. saat itu, alvin dan Tania, salah satu teman sekelas cowok itu yang terkenal dengan kepintaran dan kecantikannya lewat di depan mereka. tara menatap Tania dengan sinis karena cewek itu jalan bergandengan dengan cowok yang disukai sahabatnya itu. “idih! tu cewek centil banget sih!” kata tara. “hush! gak boleh ngomong gitu” jawab indah. padahal dari dalam hatinya yang paling dalam dia sangat ingin bisa bergandengan dan jalan berdua dengan alvin. “gue jauh dari tipe cewek dia” kata indah dalam hatinya. mungkin memiliki cowok itu hanya angan baginya dan juga dia harus melupakan perasaannya pada cowok itu.
Indah menyusuri koridor sekolah dengan beberapa buku yang
dipegangnya. fikirannya terbayang saat alvin dan Tania selalu bersama.
“Brukk!!” tiba-tiba tubuhnya menabrak seseorang, sehingga mereka
sama-sama terjatuh. “aduhh!!” keluh indah sembari mengurut-urut kakinya
yang keseleo, dan ternyata yang dia bertabrakan dengan alvin. “maafin
gue ya?” kata alvin sambil membantu indah berdiri dan membereskan
buku-bukunya yang berserakan di lantai yang tadi dibawa cewek itu. “gue
anterin ke kelas lo ya?” katanya lagi. “gak usah kak gak apa-apa” jawab
indah meringis kesakitan. “gak apa-apa gimana? lo kesakitan gitu! udah
yuk gue anter” kata alvin sambil meletakkan tangan indah di bahunya dan
membantunya berjalan. “ya udah gak apa-apa”
Lalu alvin pun mengantar indah sampai depan pintu kelasnya karena dia
yang meminta untuk mengantarnya hanya sampai depan kelas, padahal
sebenarnya alvin ingin mengantarnya sampai dalam. “makasih kak” ucapnya.
“bener kamu gak apa-apa” tanya alvin cemas. indah hanya mendehem
sembari masuk ke dalam kelas dan alvin pun juga berbalik dan berjalan
menuju kelasnya. “lo kenapa ndah kok pincang gitu?” tanya tara. “kaki
gue keseleo gara-gara bertabrakan sama kak alvin di koridor tadi”
jawabnya sambil mengurut-urut kakinya yang masih terasa sakit. “wah
bagus dong!” kata tara sembari nyengir pada indah. “gila lo! apa coba
maksudnya?” tanya indah keheranan. “iya itu berarti kak alvin perhatian
sama lo? sampe-sampe dia nganterin lo ke kelas” katanya lagi. “gue gak
mikirin itu tara!! ini kaki gue sakit, lo malah seneng! sarap lo!” kata
indah spontan. “hehe tapi lo seneng kan dianterin sama kak alvin?”
godanya. dengan wajah juteknya dia menatap sinis pada sahabatnya itu,
namun dalam hatinya entah kenapa saat tangannya merangkul cowok itu dia
sangat merasa bahagia.
Matahari terbenam tertutup oleh awan yang menggumpal menjadi gelap
dan hari pun berganti malam. bersamaan dengan saat itu.. tara, sahabat
indah akan melaksanakan acara pesta ulangtahunnya yang ke 17, dan indah
pun segera mandi dan bersiap-siap untuk menghadiri acara itu. dia
mengenakan baju yang diberikan oleh alvin saat cowok itu memintanya
untuk ditemani membeli baju yang akan diberikan oleh kakak alvin.
setelah selesai berdandan indah pun dating ke acara itu diantar oleh
supirnya. dan sesampainya disana…
semua para undangan kagum akan penampilannya yang sangat cantik terutama siswa-siswa cowok yang juga menghadiri acara itu.
semua para undangan kagum akan penampilannya yang sangat cantik terutama siswa-siswa cowok yang juga menghadiri acara itu.
“ya ampun sahabat gue! cantik banget malem ini?” kata tara. “bisa aja
lo!” jawab indah. lalu tara dan indah pun berbincang-bincang dan saat
itu alvin dan teman-temannya yang tergabung dalam sebuah band menjadi
bintang tamu diacara ulangtahun tara akan membawakan sebuah lagu di
panggung yang telah disediakan.
“malam ini saya akan membawakan sebuah lagu yang akan saya
persembahkan buat seseorang yang sangat istimewa di hati saya” kata
alvin sambil melirik ke arah indah yang sedang mencicipi hidangan dan
sayangnya indah tak menyadari hal itu. mereka pun mulai memainkan alat
musik dan alvin mulai mengeluarakan suaranya yang bagus itu untuk
bernyanyi… “dia yang terindah di dalam hatiku… dia memang beda dari
wanita lainnya… aku terpesona pada dirimu…”
Indah sangat menikmati lagu yang dibawakan oleh band itu seperti mewakili perasaanya pada alvin.
Indah sangat menikmati lagu yang dibawakan oleh band itu seperti mewakili perasaanya pada alvin.
Setelah beberapa saat alvin selesai menyanyikan beberapa lagu untuk
menghibur para tamu undangan, dia menikmati hidangan yang ada di atas
meja. saat sedang asyik menikmati hidangan tiba-tiba Tania
menghampirinya… “vin!! kamu keren banget tadi” katanya sembari memeluk
alvin. dan disaat itu juga indah lewat dan melihat mereka. indah
langsung nyelonong pergi karena gak sanggup melihat kemesraan mereka.
“indah!!” teriak alvin sambil melepaskan pelukan Tania. “vin kamu mau
kemana?” tanya Tania sembari menyusul alvin yang berlari mengejar indah
dan disusul dengan tara.
Indah berhenti di bawah pohon yang diterangi lampu yang sangat cerah,
dan perlahan-lahan airmatanya menetes. “tuhan kenapa denganku?”
gumamnya sembari menangis tersedu-sedu. alvin yang melihat indah sedang
duduk sendiri menghmpirinya dan melihat cewek itu habis nangis. indah
langsung menghapus airmatanya dan berbalik membelakangi alvin yang
sedang duduk di sebelahnya. “malem ini bintangnya indah ya seperti nama
kamu” kata alvin. namun indah hanya terdiam dan mencoba untuk menahan
airmatanya yang lagi-lagi hampir menetes. indah berdiri dan hendak pergi
meninggalkan alvin, tapi saat dia akan melangkah alvin menarik
tangannya. “ndah, aku mohon jangan pergi!” pinta alvin. “maksud kakak
apa? apa pentingnya kalau aku ada disini? aku Cuma cewek bodoh yang
selama ini mengharapkan balasan cinta dari seorang cowok perfect”
jelasnya sambil meneteskan airmatanya yang tak sanggup ditahannya lagi.
alvin menatap cewek itu dan mengusap airmata indah. “kamu itu adalah
cewek istimewa yang berhasil memikat hati aku” katanya. “maksud kakak?”
tanya indah merengutkan dahinya. “aku sayang sama kamu ndah, selama ini
aku mendam perasaanku karena aku gak punya banyak nyali buat
ngungkapinnya” katanya lagi. “tapi kak Tania?…” “kami Cuma temenan”
jelas alvin. “kak sebenernya selama ini indah sayang sama…” belum sempat
dia melanjutkan kata-katanya alvin memeluknya. “kamu mau kan jadi pacar
aku?” tanyanya. sambil tersenyum bahagia indah menjawab pertanyaan
alvin “iya kak”
“cie jangan lupa bayar pajak jadiannya yaa” kata tara yang tiba-tiba menghampiri mereka dengan tawa bahagia. “tara!!” kata indah sembari tersipu malu. “selamat yaa buat couple baru” sambung Tania.
“cie jangan lupa bayar pajak jadiannya yaa” kata tara yang tiba-tiba menghampiri mereka dengan tawa bahagia. “tara!!” kata indah sembari tersipu malu. “selamat yaa buat couple baru” sambung Tania.
The End
Cerpen Karangan: Langgeng Dwi Rahayu
Facebook: Dwi Rahayu
Facebook: Dwi Rahayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar