Kamis, 15 Mei 2014

Tuberculosis (TBC)











    gambar tubercolusis x-ray

Tuberkulosis  (TBC)  

penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.
Tuberkulosis masih merupakan penyakit infeksi saluran napas yang tersering di Indonesia. Keterlambatan dalam menegakkan diagnosa dan ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan mempunyai dampak yang besar karena pasien Tuberkulosis akan menularkan penyakitnya pada lingkungan,sehingga jumlah penderita semakin bertambah.
Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh tuberkulosis.



Sejarah 

            Penyakit tuberkulosis (TB) Paru sudah sejak lama ada di muka bumi ini. Peninggalan tertua penyakit ini antara lain seperti tampak pada tulang-tulang vertebra manusia di Eropa dan juga mummi-mummi di Arab yang diperkirakan berasal dari sekitar tahun 3700 SM. Catatan yang paling tua dari penyakit ini di Indonesia adalah seperti yang didapatkan pada salah satu relief di Candi Borobudur, yang nampaknya menggambarkan suatu kasus Tuberkulosis Paru. Artinya pada masa itu (tahun 750 SM) orang sudah mengenal penyakit ini yang terjadi di antara mereka (Aditama, 1990).
Basil Tuberkulosis Paru telah lama ditemukan oleh Robert Koch dan dilaporkannya di Berlin pada tanggal 24 Maret 1982. publikasi asli tentang penemuan ini pertama kali dimuat di suatu media mingguan di Berlin pada tanggal 10 April 1882. kendati telah sekitar 100 tahun berlalu setelah ditemukannya basil TB ini, dan hampir 40 tahun setelah penemuan streptomicin. WHO telah mengomentari bahwa negara-negara maju telah berhasil dalam pemberantasan selama lebih dari tiga dekade terakhir serta penyakit TB Paru mulai dilupakan orang karena jumlah penderitanya sudah kian sedikit, namun sebaliknbya di kebanyakan negara-negara berkembang Tuberkulosis Paru masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena perbaikan dalam bidang epidemiologi masih sangat kurang
Pada tahun 1992 WHO telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di dunia.

Pengobatan 

Pengobatan Tuberkulosis berlangsung cukup lama yaitu setidaknya 6 bulan pengobatan dan selanjutnya dievaluasi oleh dokter apakah perlu dilanjutkan atau berhenti, karena pengobatan yang cukup lama seringkali membuat pasien putus berobat atau menjalankan pengobatan secara tidak teratur, kedua hal ini ini fatal akibatnya yaitu pengobatan tidak berhasil dan kuman menjadi kebal disebut MDR ( multi drugs resistance ), kasus ini memerlukan biaya berlipat dan lebih sulit dalam pengobatannya sehingga diharapkan pasien disiplin dalam berobat setiap waktu demi pengentasan tuberkulosis di Indonesia

Pencegahan

cara pencegahannya adalah sebagai berikut:
*       Tidak meludah disembarang tempat, usahakan meludah ditempat yang terkena sinar matahari atau ditempat sampah.
*       Ketika ada seseorang ingin batuk atau bersin sebaiknya anda menutup mulut untuk menjaga terjadinya penularan penyakit. 
*       Kesehatan badan harus sering di jaga supaya sistem imun senangtiasa terjaga dan kuat.
*       Jangan terlalu sering begadang karena kurang istirahat akan melemahkan sistem kekebalan tubuh.
*       Jaga jarak aman terhadap penderita penyakit TBC
*       Sering-seringlah berolahraga supaya tubuh kita selalu sehat.
*       Lakukan imunisasi terhadap bayi untuk mencegah penyakit TBC
*       Jemur tempat tidur bagi penderita TBC, karena kuman TBC dapat mati apabila terkena dengan sinar matahari.

Penyebab 






Penyakit TBC ini merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri mikrobakterium tuberklosa. Bakteri ini berbentuk batang dan tahan terhadap asam, sehingga di sebut juga sebagai batang tahan asam ( BTA ). Selain bakteri pada penyebab utama factor lingkungan yang lembab, kurangnya sinar matahari pada suatu ruang dan kurangnya sirkulasi udara sangat berperan dalam penyebaran bakteri mikrobakterium tuberklosa

Gejala TBC 

*       Mudah mengalami demam dengan demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung lama
*       Sering berkeringan pada malam hari
*       Menurunnya nafsu makan dan berat badan]
*       Gampang terkena influenza yang bersifat hilang timbul
*       Batuk batuk selama lebih dari 3 minggu
*       Perasaan lemah, lesu dan tidak enak

Cara Penularan Penyakit TBC

Penyakit TBC

Untuk penularan penyakit TBC biasanya melalui udara yang tercemar oleh Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat batuk, Biasanya pada kasus anak-anak sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita TBC. Bakteri ini masuk kedalam paru-paru dan berkumpul hingga berkembang menjadi banyak (terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah), Bahkan bakteri ini pula dapat mengalami penyebaran melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening sehingga menyebabkan terinfeksinya organ tubuh yang lain seperti otak, ginjal, saluran cerna, tulang, kelenjar getah bening dan lainnya meski yang paling banyak adalah organ paru.
Masuknya bakteri Mikobakterium tuberkulosa kedalam organ paru menyebabkan infeksi pada paru-paru, dimana segeralah terjadi pertumbuhan koloni bakteri yang berbentuk bulat (globular). Dengan reaksi imunologis, sel-sel pada dinding paru berusaha menghambat bakteri TBC ini melalui mekanisme alamianya membentuk jaringan parut. Akibatnya bakteri TBC tersebut akan berdiam/istirahat (dormant) seperti yang tampak sebagai tuberkel pada pemeriksaan X-ray atau photo rontgen.
Ketika kondisi daya tahan tubuh (Imun) yang baik, bentuk tuberkel ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Lain hal pada orang yang memilki sistem kekebelan tubuh rendah atau kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Sehingga tuberkel yang banyak ini berkumpul membentuk sebuah ruang didalam rongga paru, Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (riak/dahak). Maka orang yang rongga parunya memproduksi sputum dan didapati mikroba tuberkulosa disebut sedang mengalami pertumbuhan tuberkel dan positif terinfeksi TBC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar