Sabtu, 20 Desember 2014
Sabtu, 22 November 2014
Senin, 26 Mei 2014
Cinderella (character)
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
[Source] |
- “Why... it's like a dream. A wonderful dream come true!”
- ―Cinderella to the Fairy Godmother
Naki Shoujo no Tame no Pavane
Naki Shōjo no Tame no Pavane (亡き少女の為のパヴァーヌ?)
is a Japanese manga series illustrated and written by Koge Donbo. The manga started serialization in the Japanese shōnen manga magazine Comic Blade on July 30, 2008, published by Mag Garden. It has four current volumes. Tokyopop has recently licensed the manga.
Sabtu, 24 Mei 2014
Elsa the Snow Queen
|
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
[Source] |
- “In Arendelle's fair kingdom, a ruler did appear.
Born with a secret power so great, alone, she stayed in fear.
Although the force was hidden, one day she let it go.
And all the land was covered in eternal ice and snow.” - ―Frozen trailer's narration
Jumat, 23 Mei 2014
When You are Gone
After all this time together I never thought that you would leave me if you feel what I’m feeling right now?
and do you know what I want? I need you by my side I miss our times together may you never feel it
how sick and miserable I was when you left. I repeatedly read all messages from you to not feel the tears fall,
and do you know what I want? I need you by my side I miss our times together may you never feel it
how sick and miserable I was when you left. I repeatedly read all messages from you to not feel the tears fall,
Just a Dream
There I was again tonight. I invited to join a party with
all my beloved friends. I was happy since I can meet my old friends
there. On my way, it has gone happily but, then, when I was there,
everything wasn’t as well as what I have imagined. I was forcing myself
to laugh with faking smiles. There was full with walls of insincerity.
Then when all have been same old tired, I was shifting my eyes and I
found a vacancy of love. I couldn’t enjoy everything but him. What I
have felt before, it vanished when I saw his face. All I can see is that
it was enchanting to meet him. It just like his eyes whispered “have we
meet?”. Ohh God! his sillhouette crossed the room, and starts to make
its way to me, then I founded in a lonely place.
Kotak Keadilan
Arden meninggalkan ruangan tersebut. Sebuah bangunan besar
mirip gudang. Yang telah ditinggalkan pemiliknya bertahun-tahun lalu
mungkin. Ruangan gelap penuh dusta, kebohongan dan amarah. Yang di
sudut-sudutnya bergelantungan banyak sarang laba-laba, di setiap inchi
lantainya penuh dengan debu tebal berwarna hitam. Aroma ruangan itu juga
sangat menyiksa hidung. Bau kotoran tikus dan lembab karena disfungsi
ventilasi. Apalagi ditambah dengan bau darah segar yang membasahi salah
satu sudut ruangan tersebut. Seonggok mayat laki-laki yang tercelup di
atasnya. Belum kaku, masih hangat dan berbau anyir darah. Arden mengusap
hidungnya menggunakan lengan jaketnya, yang menjadi satu-satunya bagian
dari jaket jeansnya yang tidak kotor terkena debu dari ruangan. Dia
terus melangkah keluar. Ke arah jalan kecil dan menuju ke arah selatan.
Hujan deras dan dinginnya malam di Cinunuk menjadi penambah rasa bagi
panjangnya malam ini untuknya. Tersenyum, puas dan seperti hidup untuk
kedua kalinya.
Rabu, 21 Mei 2014
The Black Basketball
Jakarta, 16 februari 2000.
Hari itu cuaca sedang tidak bersahabat, langit ditutupi awan gelap dan bunyi petir pun saling bersahutan seperti pertanda bahwa akan terjadinya hujan deras. Benar saja, belum 10 menit sudah terdengar gemericik air hujan di pekarangan rumah Dita. Yap Dita, dia lebih suka dipanggil seperti itu dibandingkan dipanggil dengan nama lengkapnya yaitu Andhita. Dia menatap langit dengan wajah muram sesekali dia mencoba melihat handphone yang tergeletak di samping tempat tidurnya dan berharap mendapat sms dari pacarnya, Hadi.
Hari itu cuaca sedang tidak bersahabat, langit ditutupi awan gelap dan bunyi petir pun saling bersahutan seperti pertanda bahwa akan terjadinya hujan deras. Benar saja, belum 10 menit sudah terdengar gemericik air hujan di pekarangan rumah Dita. Yap Dita, dia lebih suka dipanggil seperti itu dibandingkan dipanggil dengan nama lengkapnya yaitu Andhita. Dia menatap langit dengan wajah muram sesekali dia mencoba melihat handphone yang tergeletak di samping tempat tidurnya dan berharap mendapat sms dari pacarnya, Hadi.
Langganan:
Postingan (Atom)